Dan
Brown yang telah sukses dengan Da Vinci
Code dan Angels and Demons,
melanjutkan tulisannya tentang kisah Robert Langdon dalam The Lost Symbol. Dalam novel ini Robert Langdon, menelusuri jejak
misterius kaum Freemason di jantung Amerika, Washington D. C. Novel ini bisa
adalah hasil tumbukan novel-novel Dan Brown sebelum-sebelumnya. Dua novel sebelumnya
Angels and Demons dan Da Vinci Code bercerita tentang Robert
Langdon yang berusaha menemukan jawaban di balik simbol-simbol kuno yang sangat
rahasia. Dan di novel The Lost Symbol
ini lah, symbol-simbol yang berkaitan dengan Negara Amerikalah yang ingin
dibongkar Robert Langdon. Dalam novel ini saya akan menjelaskan faktor-faktor
pendukung mahsyurnya novel Dan Brown ini.
Pemikiran Radikal Langdon
The woman
laughed. “Those turtlenecks you wear are so dated. You’d look much sharper in a
tie!”
No chance,
Langdon thought. Little nooses.
Neckties had been required six days a week
when Langdon attended Phillips Exeter Academy, and despite the headmaster’s
romantic claims that the origin of the cravat went back to the silk fascalia
worn by Roman orators to warm their vocal cords, Langdon knew that,
etymologically, cravat actually derived from a ruthless band of “Croat”
mercenaries who donned knotted neckerchiefs before they stormed into battle. To
this day, this ancient battle garb was donned by modern office warriors hoping
to intimidate their enemies in daily boardroom battles.(hal.7)
Dalam
kutipan yang saya ambil di atas, saya melihat pemikiran Dan Brown dengan
wawasannya menjelaskan asal-usul hal yang sudah diterima secara umum dan tidak
perlu diadakan pembahasan yang mendetail. Ketika membaca bagian tersebut, saya
mencari beberapa gambar Dan Brown, dan ternyata masalah dasi ini berhubungan
dengan penulis tersebut, yang banyak tidak menggunakan dasi, pada setiap
kesempatannya. Saya berpendapat masalah dasi ini juga mendukung karakter
Langdon yang mengenakan kaus berleher panjang turtlenecks, watak yang tidak terlalu mementingkan penampilan,
karena penampilan luar hanyalah topeng, dan menurut saya Langdon tidak mau
menggunakan topeng yang ia ketahui asal-usulnya, kecuali jika terpaksa.
Pesan Tersembunyi Berselimut Kriminal
Jika
dilihat secara menyeluruh, Robert Langdon dalam novel ini diceritakan harus
menolong temannya, Peter Solomon, grand master kelompok Freemason yang diculik
seorang penjahat misterius. Si penculik menginginkan Langdon menemukan Kata
yang Hilang yang disembunyikan di balik piramida suci Freemason. Konon Kata
yang Hilang itu bisa membuka kekuatan rahasia yang tersembunyi dalam tubuh
setiap manusia. Membuatnya memiliki kekuatan yang mendekati kekuatan Tuhan.
Novel
ini cocok jika dikategorikan dalam genre novel kriminal, akan tetapi teka-teki
didalamnya membuat novel ini kuat dengan misteri yang harus diungkap dengan
pikiran yang terbuka. Di awal cerita Langdon di undang oleh Peter Solomon, dan
membawa barang yang Peter titipkan sebelumnya. Setelah tiba di Capitol, Langdon
mengetahui bahwa yang mengundang bukanlah Peter, tetapi Mal’akh, yang
memintanya untuk menemukan Lost Word pada pyramid Mason yang terletak di bawah
kota Washington.
Kemudian
Langdon bertemu Trent Anderson, kepala polisi Capitol, and Inoue Sato kepala
kantor keamanan CIA. Langdon ditahan karena tidak dapan menjelaskan barang yang
dibawanya-piramid manson-. (chpt 50) Sebelum ditahan Langdon dibawa kabur oleh Warren Bellamy yang
menyerang Anderson dan Sato.
Langdon
dipaksa oleh Mal’akh untuk mengungkap The Lost Word yang dapat membuka kunci
kekuatan Tuhan pada manusia. Namun diselamatkan oleh Sato, kemudian diketahui
bahwa Mal’akh adalah anak laki-laki dari Peter, yang sudah lama dianggap
meningal.
“On
the contrary. One of the prerequisites for becoming a Mason is that you must
believe in a higher power. The difference between Masonic spirituality and
organized religion is that the Masons do not impose a specific definition or
name on a higher power. Rather than definitive theological identities like God,
Allah, Buddha, or Jesus, the Masons use more general terms like Supreme Being
or Great Architect of the Universe. This enables Masons of different faiths to
gather together.” (hal.21)
Manson
atau Freemason sendiri dalam penjelasan Langdon adalah sebuah perkumpulan yang
secara kasar bertolak belakang tetapi mempunyai persamaan dengan “keyakinan”
dalam agama. Dalam menjelaskan tentang aliran-aliran keyakinan, agama, dan
kegiatan-kegiatan tertentu yang membuat kita merasa takut, Brown menjelaskan
semua dengan sudut pandang berbeda, dan melalui Langdon, Brown mengajak pembaca
untuk dapat membuka pikiran akan semua ritual-ritual dalam suatu keyakinan.
“Open your minds, my friends. We all fear what we do not understand”
“Open your minds, my friends. We all fear what we do not understand”
Misteri Sejarah
Dalam novel ini selain syarat akan
filosofi-filosofi Dan Brown, juga pengetahuan dan sejarah yang mencengangkan,
membuat pembaca untuk berpikir keluar dari cerita novel sendiri. Tentang
sejarah Amerika, Washington D.C. awalnya bernama “Rome”, hal itu dijelaskan
ketika Langdon mengajar tentang simbol Amerika. Begitu juga dengan Capitol
building, adalah replica sebuah gedung di Vatican.
America’s intended
destiny has been lost to history
Pada
halaman 134, ada beberapa simbol yang kita ketahui dengan sandi kotak di
pramuka yang berawal dari Freemason. Ternyata para pendiri Amerika adalah
orang-orang yang memiliki ketertarikan dengan simbol-simbol bangsa
lain-khususnya di Eropa- dan ingin memunculkannya di Negara Amerika tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar