Timequake
merupakan novel karya Kurt Vonnegut yang diterbitkan sekitar tahun 1997. Novel
ini termasuk kedalam novel postmodrenism karena terdapat beberapa unsur yang
ada di dalamnya. Jika dilihat secara menyeluruh novel ini seperti sebuah
perjalanan hidup tentang apa yang pernah ia alami dan ia rasakan. Dalam novel
ini bercerita tentang serangan Timequake berupa kejadian yang seolah-olah
kembali terulang lagi pada tahun 2001 dimana sebelumnya pernah juga terjadi yakni pada tahun 1991.
Sebagaimana
yang saya tahu bahwa dalam karya-karya yang tergolong dalam postmodern tidak
terikat dengan aturan-aturan yang ada. Apakah itu dari bentuk, tema, dan bahasa
yang digunakan semuanya bebas dan tidak mengikuti aturan-aturan seperti
karya-karya terdahulu. Sangat berbeda dengan novel novel yang masuk kedalam
kategori Modernism, Realism ataupun Romanticism yang masih terpaku pada
aturan-aturan yang harus di hadirkan dalam suatu karya.
Itu semua
merupakan suatu bentuk pemberontakan yang dilakukan orang-orang yang termasuk
postmodernis terhadap karya-karya yang diciptakan terdahulu. Orang-orang
postmodernism menganggap bahwa dalam membuat suatu karya, tidak melulu harus
mengikuti aturan. Mereka mencoba mengeksplorasi kembali sebuah bentuk karya
yang mungkin sebelumnya belum pernah di ciptakan.
Dalam novel
ini terdapat beberapa unsur postmodernism jika dilihat dari berbagai aspek
Diantaranya :
A.
Plot
Setelah saya
membaca novel ini secara keseluruhan, saya merasakan sedikit kebingungan ketika
melihat plot yang ada dalam cerita ini. Dalam novel ini tidak terdapat plot
yang jelas dikarenakan dalam novel ini hanya menceritakan tentang
kejadian-kejadian penting yang pernah ia alami saja, Timequake justru lebih
terlihat seperti autobiography daripada sebuah novel.
B.
Tema
Dalam tema pun
saya kurang bisa menangkap tentang tema yang ada dalam novel ini. Dalam novel
ini membicarakan tentang berbagai hal yang ia alami diantaranya membicakan
agama, terlihat didalam kutipan
“Are we enemies of members of organized religions? No. My
great war buddy Bernard V. O'Hare, now dead, lost his faith as a Roman Catholic
during World War Two. I didn't like that. I thought that was too much to lose.”
Ada juga yang membicarakan tentang
ke ilmuwan terlihat di kutipan
“Founders of the Academy at the turn of the century were
contemporaneous with Thomas Alva Edison, inventor of, among other things, sound
recordings and motion pictures. Before World War Two, though, these schemes for
holding the attention of millions all over the world were only squawking or
flickering lampoons of life itself”
Semua hal yang ia anggap menarik
semua dia ceritakan dalam Novel ini. Itu semua memperlihatkan akan ketidak jelasan
tema dalam novel ini.
C.
Bahasa yang digumakan
Unsur postmodernism
juga terlihat dari bahasa yang digunakan dalam karya ini. Kebanyakan bahasa
yang digunakan adalah bahasa-bahasa yang simple dan terkadang menggunakan
bahasa yang kasar.
“You want to know why I don't have AIDS, why I'm not
HIV-positive like so many otherpeople? I don't fuck around. It's as simple as
that.”
“The staff had done the garish artwork. Monica herself
had spray-painted "FUCK ART!" in orange and purple across the steel
front door.”
Dalam karya-karya terdahulu jarang
sekali kita melihat penggunaan kata-kata yang kasar, sedangkan dalam
karya-karya postmodernism penggunaan kata seperti itu akan banyak kita jumpai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar