Menurut saya konsep wanita yang ada pada zaman victorian
khusunya pada zaman kehidupannya ini adalah bentuk pengekangan pada wanita.,
maka tokoh Jane yang ada dalam novel ini menurut saya adalah seperti gambaran
seorang wanita yang berjuang untuk mendapatkan penyetaraan dengan laki-laki.
Sekarang saya akan menganalisis secara sederhana dimana letak feminisme dalam
novel ini yaitu bagaimana perjalanan Jane dalam usaha mendapatkan penyetaraan
tersebut. Untuk melakukan hal itu saya akan membagi pembahasannya berdasarkan
latar situasi yang berbeda sesuai yang ada dalam cerita di novel ini.
Perjalanan Jane yang pertama adalah di Gateshoad yang bisa dianggap sebagai
gerbang yang menggambarkan sebuah penindasan terhadap wanita sekaligus
pembedaan hak terhadap peempuan dengan laki-laki.
“you have no money; your father left
you none; you ought to beg, and not to live here with gentlemen’s
children like us, and eat the same meals we do, and
wear clothes at our mama’s expense. Now, I’ll teach you to
rummage my bookshelves: for they ARE mine; all the house
belongs to me, or will do in a few years.” (chapter 1)
Dari kutipan
diatas dapat dikatakan bahwa John Reed yang merupakan seorang laki-laki
ternyata memiliki derajat yang lebih dibanding perempuan, bahkan dsaudara
perempuannya pun Eliza dan Georgiana tidak bisa melarang saudara laki-lakinya
tersebut. Itu menggambarkan bahwa laki-laki memang memiliki kekuasaan yang
lebih. Selain itu larangan John Reed untuk Jane yang meminjam bukunya pun
menurut saya adalah sebuah bentuk yang menggambarkan bahwa memang wanita
dikekang untuk mendapatkan pendidikan dan pengetahuan.
Kejadian yang kedua yaitu ketika Jane masuk di Lowood School
“I had the means of
an excellent education placed within my
reach; a fondness
for some of my studies, and a desire to
excel in all, together
with a great delight in pleasing my
teachers, especially such
as I loved, urged me on: I availed
myself fully of the advantages
offered me. In time I rose to be the
first girl of the first
class; then I was invested with the
office of teacher; which
I discharged with zeal for two years”
(chapter 10)
Setelah Jane masuk sekolah dan mendapatkan pengetahuan serta
keterampilan maka ini bisa sikatakan sebuah langkah yang diambil untuk keluar
dari penindasan. Dengan bersekolah bisa menggambarkan bahwa wanita akan
memiliki kecerdasan dan kemampuan yang sama dengan laki-laki. Walaupun dalam
cerita tersebut di Lowood pun Jane merasa tertindas oleh Mr. Brokleshurs yang
merupakan pemimpin dari Lowood School. Namun berdasarkan kutipan diatas Jane
mendapatkan kemampuan setelah bersekolah dan kemampuan itu dapat digunakan
dalam persaingan dengan laki-laki dalam kehidupan sehari-hari. Maka bila
perempuan diberi kebebasan untuk mendapatkan pendidikan maka akan meiliki
kemampuan yang sama seperti laki-laki tidak seperti yang terjadi pada zama
victorian. Mungkin itu pesan yang tersirat dari cerita ini berdasarkan pada
kutipan diatas.
Kejadian ketiga yaitu ketika Jane ada di di Moore House yang
menurut saya pada saat itu posisi Jane sudah diakui dan ternyata Jane memiliki
kemampuan yang sudah di akui oleh Mr. Rivers hingga Mr. Rivers pun meminta
bantuannya. Dalam hal ini menurut saya menunjukan bila perempuat diberi
kesempatan untuk berkembang maka hasilnya akan melebihi dari apa yang laki-laki
bisa lakukan. Asumsi saya berdasarkan dari perkataan Mr.Rivers pada Jane saat
mengajak Jane pergi ke India untuk membantunya mendidik atau melakukan yang
berhubungan dengan dunia publik.
“Jane,
you are docile, diligent, disinterested,
faithful, constant, and courageous; very gentle, and
very heroic:
cease to mistrust yourself—I can trust you
unreservedly.
As a conductress of Indian schools, and a helper
amongst Indian
women, your assistance will be to me invaluable.”
(chapter 34)
Pernyataan Mr.Rivers
tersebut menurut saya adalah suatu pembuktian bahwa perempuan juga bisa
dibutuhkan dalam hal lain selain menjadi Angel of The House, sekaligus ini
merupakan kritikan pada zaman Victorian yang kesetaraan itu belum terwujud.
Jadi
kesimpulan yang dapat saya ambil berdasarkan anilisis sederhana diatas dengan
mengutip beberapa bagian dari novel serta melihat dari sis sejarah dibuatnya
novel ini saya dapat mengatakan bahwa sisi feminis dan inti permasalahan yang
diperlihatkan oleh Charlotte Bronte adalah berupa kritikan yang ditujukan pada
keadaan masyarakat yang ada pada zaman Victorian atau tepatnya pada zaman
dirinya hidup. Seperti kita tahu pada zaman itu masih terjadi ketimpangan
antara status perempuan dan laki-laki. Namun dalam kenyaataan kehidupannya pun
Charlotte Bronte sudah mendobrak kebiasaan itu, seperti digambarkan oleh Jane
dalam novel itu yang bersekolah dan menjadi guru ternyata pada kehidupan
nyatanya pun Charlotte Bronte telah bersekolah dan menjadi guru. Bila muncul
kenapa dalam cerita seorang perempuan yang bernama jane selalu ditindas oleh
laki-laki menurut saya itu adalah gambaran bahwa perempuan dikekang pada zaman
itu dan berada dibawah laki-laki statusnya. Namun pada akhirnya tetap Jane
dapat bertahan dan bahkan bisa menentukan jalan hidupnya sendiri dalam berbagai
hal baik itu cinta ataupun yang lainnya. Jadi tetap sisi feminis penulislah
yang sangat ditonjolkan dalam novel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar