a.
Biografi dari Abu’l Majid Majdud
Sana’i
Abu’l Majid Majdud Sana’ i bernama asli Abu bin al-Majd Majdūd Adam, Banyak juga yang
menyebutkan namanya sebagai Abū’ l-Majd Majdūd bin Adam. Tidak diketahui kapan dan dimana dia lahir, Hanya diketahui
tentang sedikit tentang kehidupan dan tahun meninggalnya saja. Dia meninggal
pada tahun 1131 di Ghazna yang sekarang disebut Afghanistan.
Dia termasuk kedalam penyair-penyair
Persia karena dia adalah penulis puisi mistik (dalam hal ini yang bertemakan
Religious) pertama yang menggunakan bahasa Persia. Karya-karyanya sangat
berpengaruh besar terhadap perkembangan sastra Persia dan sastra Islam.
Dia adalah salah satu penduduk di Ghazna
(Afghanistan) yang awalnya bekerja sebagai seorang penyair di istana sebuah
kerajaan besar di Ghazna yang bernama Ghaznavid. Dia sering kali melantunkan
syair-syair indahnya kepada pera temu yang dating ke istana tersebut.
Pada suatu waktu dia mengalami suatu
titik perubahan yang sangat drastic dalam hidupnya. Kejadian itu terjadi ketika
dia ikut perjalanan militer bersama para pasukan dar kerajaan Ghaznavid bersama
rajanya kala itu yang bernama Bahramshah ke daerah Turkmenistan.
Dalam perjalanan kesana dia bertemu
dengan seseorang yang bernama Lai-Khur. Dia adalah seorang sufi yang hidup di
zaman itu. Pertemuan keduanya membuat Sana’i melepaskan pekerjaanya sebagai
penyair di istana. Dia lebih memilih untuk memperdalam ilmu-ilmu tentang ke
agamaan walaupu sebenarnya Bahramshah terus membujuk Sana’i untuk
berhenti bekerja sebagai penyair di istana. Bahramshah menjanjikan untuk
memberikan harta yang berlimpah dan akan menjodohkan dia dengan putrinya yang
cantik kalau dia bersedia kembali lagi ke Ghazna bersamanya. Namun Sana’i menolak
permintaan tersebut. Dia lebih memilih untuk tetap bersama gurunya disana dan ingin
belajar tentang ilmu-ilmu agama agar bisa lebih mendekatkan diri dengan yang
maha kuasa.
Bertahun-tahun dia mempelajari agama
bersama gurunya Lai-Khur, dia mendapatkan banyak pembelajaran baru yang
sebelumnya belum dia ketahui ketika masih bekerja di istana. Ilmu yang di
ajarakan oleh gurunya yang seorang Sufi sangat membekas kepada Sana’i. namun
itu senua tidak membuat dia melupakan syair-syair dan lantunan-lantunan indah.
Ketika dia masih berguru dia sering
membaca karya-karya dari Jalalludin Rumi yang kebanyakan karyanya membicarakan
tentang ketuhanan. Karya-karyanya seolah terus terngiang-ngiang di kepala Sana’i sehingga
mendorong dia untuk menciptakan karya seperti itu suatu hari kelak. Karena itulah banyak
karya-karyanya yang bertemakan sama dengan Jalalludin Rumi yakni tentang
ketuhanan yang dia buat. Sana’i sendiri mengakui bahwa Rumi merupakan orang
yang sangat berpengaruh terhadap karya-karya yang dia buat, dia mengatakan hal
tersebut dalam karyanya yang telah dubukukan dalam sebuah buku yang berjudul “Ḥadīqat al-ḥaqīqah wa sharīʿat aṭ-ṭariqah”.
Abu’l Majid Majdud Sana’i merupakan orang yang pertama kali menggunakan Rhyme
atau disebut dengan “Masnavi”, dan Ode “Qasidah” dalam karyanya. karena itu dia sangat berpengaruh pada perkembangan
sastra pada saat itu khususnya didalam perkembangan sastra muslim dan persia. Dia
menyampaikan ide-ide filosofis dan etika tasawuf dalam puisi-puisinya.
Hampir selama 900 tahun
bukunya ini menjadi buku klasik yang digunaan sebagai buku teks Sufi. Sanai
mengajarkan bahwa nafsu, keserakahan dan kegembiraan emosional berdiri di
antara umat manusia dan pengetahuan ilahi, yang merupakan satu-satunya realitas
sejati (Haqq). Cinta (Ishq) dan hati nurani sosial menurutnya menjadi dasar
agama, umat manusia sedang tidur, hidup di dunia sepi. Untuk Sana’i agama umum hanyalah
sebagai kebiasaan dan ritual saja.
b. Karya Dari Abu’l Majid Majdud Sana’i
Sepanjang
hidupnya Sana’i telah banyak menciptakan karya-karya berbentuk sya’ir-sya’ir
dan puisi sebelum dia belajar bersama gurunya Lai-Khur ataupun sesudahnya. Ini
semua dikarenakan dia telah menjadi penyair sebelumnya ketika bekerja di istana
Bahramshah. Namun yang disayangkan kebanyakan karya-karyanya terdahulu tidak
diketahui lagi, dikarenakan karya-karyanya terdahulu tertutup ketenarannya oleh
salah satu karyanya yang terbaik dalam sebuah sebuah buku yang berjudul “Ḥadīqat
al-ḥaqīqah wa sharīʿat aṭ-ṭariqah”.
“Ḥadīqat al-ḥaqīqah
wa sharīʿat aṭ-ṭariqah” terdiri dari 10.000 Bait dan terdiri dari 10
bagian. Karyanya ini banyak membicarakan tentang ketuhanan dan filsafat Cinta.
Karyanya ini sangat terkenal karena nilai-nilai kebajikan didalamnya. Karya inilah yang menjadi maha karya dari Abu’l Majid
Majdud Sana’i dan menjadi karya yang pertama kali menggunakan rhyme
“Masnavi”, dan Ode “Qasidah” sehingga
setelah adanya karya ini kesusastraan persia mendapatkan pengaruh yang sangat
kental olehnya
Hampir selama 900 tahun
bukunya ini menjadi buku klasik yang digunaan sebagai buku teks Sufi. Sanai
mengajarkan bahwa nafsu, keserakahan dan kegembiraan emosional berdiri di
antara umat manusia dan pengetahuan ilahi, yang merupakan satu-satunya realitas
sejati (Haqq). Cinta (Ishq) dan hati nurani sosial menurutnya menjadi dasar
agama, umat manusia sedang tidur, hidup di dunia sepi. Untuk Sanai agama umum
hanyalah sebagai kebiasaan dan ritual saja.
Karyanya ini
telah banyak di cetak ulang, bahkan banyak puisi-puisi karyanya yang telah dicetak dalam bahasa inggris. Ketika saya mencari tentang contoh dari
karya-karya Sana’i ini justru yang saya temukan adalah karya-karyanya yang
telah dicetak dalam bahasa inggris. Sehingga sulit untuk membuktikan apakah
benar dia menggunakan Rhyma dan ode.
Banyak yang
menyebutkan bahwa karya ini dia buat sebagai persembahan kepada Bahramshah,
majikannya ketika dia masih bekerja sebagai penyair di istana kerajaan
Ghaznavid. Dia menciptakan karya ini tidak lama sebelum dia meninggalkan dunia
ini untuk selama-lamanya.
Awalnya dia
menciptakan karya ini tidak secara menyeluruh sepenuhnya selesai, melainkan
dibuat setengah-setengah. Karyanya ini di buat dalam beberapa salinan.
Seseorang yang bernama Ali Raffa menyebutkan bahwa dia diperintahkan oleh Raja
Bahramshah untuk mengumpulkan salinan puisi-puisi dari sana’i dan mencetaknya.
Dia berhasil mengumpulkan 5000 bait dari puisi yang Sana’i tinggalkan ketika
dia meninggal. Ternyata sebelumnya Sana’i telah mengirimkan karyanya terlebih
dahulu ke to
Borhān-al-Din Beryāngar Ḡaznavi, salah satu
sekolah agama di baghdad yang berisi 10.000 bait. Dan dengan bantuan dari
sekolah tersebut akhirnya karyanya ini berhasil di kumpulkan.
Proses
diciptakannya puisi tersebut membuat bingung orang yang akan mencetak karyanya
tersebut dalam memberikan judul. Dalam proses percetakannya terdapat beberapa
kali perubahan judul, diantaranya: Faḵri-nāma ketika dicetak di Konya Istanbul, Elāhi-nāma dan
terkahir barulah menjadi Ḥadiqat al-ḥaqiqa sampai sekarang.
Salah satu contoh bait puisi yang sudah di translate kedalam bahasa
inggris oleh Andrew Harvey an Eryk Hanut
yang berjudul “Perfume of the Desert” dalam “Haqiqat al-haqiqa “.
Don't speak of your
suffering -- He is speaking.
Don't look for Him everywhere -- He's looking for you.
An ant's foot touches a leaf, He senses it;
A pebble shifts in a streambed, He knows it.
If there's a worm hidden deep in a rock,
He'll know its body, tinier than an atom,
The sound of its praise, its secret ecstasy --
All this He knows by divine knowing.
He has given the tiniest worm its food;
He has opened to you the Way of the Holy Ones.
Kesimpulan
Don't look for Him everywhere -- He's looking for you.
An ant's foot touches a leaf, He senses it;
A pebble shifts in a streambed, He knows it.
If there's a worm hidden deep in a rock,
He'll know its body, tinier than an atom,
The sound of its praise, its secret ecstasy --
All this He knows by divine knowing.
He has given the tiniest worm its food;
He has opened to you the Way of the Holy Ones.
Setelah melihat penjelasan
diatas maka dapat kia simpulkan bahwa Abu’l Majid Majdid Sana’i merupakan salah
satu tokoh yang besar pengaruhnya dalam kesusastraan dunia dan khususnya dalam
kesusastraan persia dan islam. Ini terlihat dari banyaknya salinan karyanya
yang berjudul “Haqiqat al-Haqiqa”
kedalam bahasa lain seperti inggris dan sebagainya.
Hampir selama 900 tahun bukunya tersebut menjadi buku klasik
yang digunaan sebagai buku teks Sufi.
Ini semua membuktikan bahwa betapa besar pengaruh dari Abu’l Majid Majdid
Sana’i dalam kesusastraan khususnya persia dan Islam. Dengan begitu maka
pantaslah dia dinobatkan menjadi salah
satu sastrawan islam yang sangat hebat.
Daftar Pustaka
- "Hadiqat al-Haqiqa wa Shari'at al-Tariqa" In Encyclopædia Iranica by J.T.P. De Bruijn
- E.G. Browne. Literary History of Persia. (Four volumes, 2,256 pages, and twenty-five years in the writing). 1998.
- Jan Rypka, History of Iranian Literature. Reidel Publishing Company. 1968
- Bo Utas, A Persian Sufi Poem: Vocabulary and terminology. Scandinavian Institute of Asian Studies Monograph Series, Curzon Press, 1977.
Other Source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar