Sabtu, 16 Juni 2012

Perjalanan Spiritual Sastrawan Islam Abu'l Majid Majdud Sana'i

a.      Biografi dari Abu’l Majid Majdud Sana’i
Abu’l Majid Majdud Sana’ i bernama asli Abu bin al-Majd Majdūd Adam,  Banyak juga yang menyebutkan namanya sebagai Abūl-Majd Majdūd bin Adam. Tidak diketahui kapan dan dimana dia lahir, Hanya diketahui tentang sedikit tentang kehidupan dan tahun meninggalnya saja. Dia meninggal pada tahun 1131 di Ghazna yang sekarang disebut Afghanistan.
Dia termasuk kedalam penyair-penyair Persia karena dia adalah penulis puisi mistik (dalam hal ini yang bertemakan Religious) pertama yang menggunakan bahasa Persia. Karya-karyanya sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan sastra Persia dan sastra Islam.
Dia adalah salah satu penduduk di Ghazna (Afghanistan) yang awalnya bekerja sebagai seorang penyair di istana sebuah kerajaan besar di Ghazna yang bernama Ghaznavid. Dia sering kali melantunkan syair-syair indahnya kepada pera temu yang dating ke istana tersebut.
Pada suatu waktu dia mengalami suatu titik perubahan yang sangat drastic dalam hidupnya. Kejadian itu terjadi ketika dia ikut perjalanan militer bersama para pasukan dar kerajaan Ghaznavid bersama rajanya kala itu yang bernama Bahramshah ke daerah Turkmenistan.
Dalam perjalanan kesana dia bertemu dengan seseorang yang bernama Lai-Khur. Dia adalah seorang sufi yang hidup di zaman itu. Pertemuan keduanya membuat Sana’i melepaskan pekerjaanya sebagai penyair di istana. Dia lebih memilih untuk memperdalam ilmu-ilmu tentang ke agamaan walaupu sebenarnya Bahramshah terus membujuk Sana’i untuk berhenti bekerja sebagai penyair di istana. Bahramshah menjanjikan untuk memberikan harta yang berlimpah dan akan menjodohkan dia dengan putrinya yang cantik kalau dia bersedia kembali lagi ke Ghazna bersamanya. Namun Sana’i menolak permintaan tersebut. Dia lebih memilih untuk tetap bersama gurunya disana dan ingin belajar tentang ilmu-ilmu agama agar bisa lebih mendekatkan diri dengan yang maha kuasa.
Bertahun-tahun dia mempelajari agama bersama gurunya Lai-Khur, dia mendapatkan banyak pembelajaran baru yang sebelumnya belum dia ketahui ketika masih bekerja di istana. Ilmu yang di ajarakan oleh gurunya yang seorang Sufi sangat membekas kepada Sana’i. namun itu senua tidak membuat dia melupakan syair-syair dan lantunan-lantunan indah.
Ketika dia masih berguru dia sering membaca karya-karya dari Jalalludin Rumi yang kebanyakan karyanya membicarakan tentang ketuhanan. Karya-karyanya seolah terus terngiang-ngiang di kepala Sana’i sehingga mendorong dia untuk menciptakan karya seperti itu suatu hari kelak. Karena itulah banyak karya-karyanya yang bertemakan sama dengan Jalalludin Rumi yakni tentang ketuhanan yang dia buat. Sana’i sendiri mengakui bahwa Rumi merupakan orang yang sangat berpengaruh terhadap karya-karya yang dia buat, dia mengatakan hal tersebut dalam karyanya yang telah dubukukan dalam sebuah buku yang berjudul Ḥadīqat al-ḥaqīqah wa sharīʿat aṭ-ṭariqah.                                 
            Abu’l Majid Majdud Sana’i merupakan orang yang pertama kali menggunakan Rhyme atau disebut dengan “Masnavi”, dan Ode “Qasidah” dalam karyanya. karena itu dia sangat berpengaruh pada perkembangan sastra pada saat itu khususnya didalam perkembangan sastra muslim dan persia. Dia menyampaikan ide-ide filosofis dan etika tasawuf dalam puisi-puisinya.                          
             Hampir selama 900 tahun bukunya ini menjadi buku klasik yang digunaan sebagai buku teks Sufi. Sanai mengajarkan bahwa nafsu, keserakahan dan kegembiraan emosional berdiri di antara umat manusia dan pengetahuan ilahi, yang merupakan satu-satunya realitas sejati (Haqq). Cinta (Ishq) dan hati nurani sosial menurutnya menjadi dasar agama, umat manusia sedang tidur, hidup di dunia sepi. Untuk Sanai agama umum hanyalah sebagai kebiasaan dan ritual saja.        
      b.  Karya Dari Abu’l Majid Majdud Sana’i
Sepanjang hidupnya Sana’i telah banyak menciptakan karya-karya berbentuk sya’ir-sya’ir dan puisi sebelum dia belajar bersama gurunya Lai-Khur ataupun sesudahnya. Ini semua dikarenakan dia telah menjadi penyair sebelumnya ketika bekerja di istana Bahramshah. Namun yang disayangkan kebanyakan karya-karyanya terdahulu tidak diketahui lagi, dikarenakan karya-karyanya terdahulu tertutup ketenarannya oleh salah satu karyanya yang terbaik dalam sebuah sebuah buku yang berjudul Ḥadīqat al-ḥaqīqah wa sharīʿat aṭ-ṭariqah.
Ḥadīqat al-ḥaqīqah wa sharīʿat aṭ-ṭariqah” terdiri dari 10.000 Bait dan terdiri dari 10 bagian. Karyanya ini banyak membicarakan tentang ketuhanan dan filsafat Cinta. Karyanya ini sangat terkenal karena nilai-nilai kebajikan didalamnya. Karya inilah yang menjadi maha karya dari Abu’l Majid Majdud Sana’i dan menjadi karya yang pertama kali menggunakan rhyme “Masnavi”, dan Ode “Qasidah” sehingga setelah adanya karya ini kesusastraan persia mendapatkan pengaruh yang sangat kental olehnya
Hampir selama 900 tahun bukunya ini menjadi buku klasik yang digunaan sebagai buku teks Sufi. Sanai mengajarkan bahwa nafsu, keserakahan dan kegembiraan emosional berdiri di antara umat manusia dan pengetahuan ilahi, yang merupakan satu-satunya realitas sejati (Haqq). Cinta (Ishq) dan hati nurani sosial menurutnya menjadi dasar agama, umat manusia sedang tidur, hidup di dunia sepi. Untuk Sanai agama umum hanyalah sebagai kebiasaan dan ritual saja.
Karyanya ini telah banyak di cetak ulang, bahkan banyak puisi-puisi karyanya yang telah  dicetak dalam bahasa inggris.  Ketika saya mencari tentang contoh dari karya-karya Sana’i ini justru yang saya temukan adalah karya-karyanya yang telah dicetak dalam bahasa inggris. Sehingga sulit untuk membuktikan apakah benar dia menggunakan Rhyma dan ode.
Banyak yang menyebutkan bahwa karya ini dia buat sebagai persembahan kepada Bahramshah, majikannya ketika dia masih bekerja sebagai penyair di istana kerajaan Ghaznavid. Dia menciptakan karya ini tidak lama sebelum dia meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
Awalnya dia menciptakan karya ini tidak secara menyeluruh sepenuhnya selesai, melainkan dibuat setengah-setengah. Karyanya ini di buat dalam beberapa salinan. Seseorang yang bernama Ali Raffa menyebutkan bahwa dia diperintahkan oleh Raja Bahramshah untuk mengumpulkan salinan puisi-puisi dari sana’i dan mencetaknya. Dia berhasil mengumpulkan 5000 bait dari puisi yang Sana’i tinggalkan ketika dia meninggal. Ternyata sebelumnya Sana’i telah mengirimkan karyanya terlebih dahulu ke to Borhān-al-Din Beryāngar Ḡaznavi, salah satu sekolah agama di baghdad yang berisi 10.000 bait. Dan dengan bantuan dari sekolah tersebut akhirnya karyanya ini berhasil di kumpulkan.
Proses diciptakannya puisi tersebut membuat bingung orang yang akan mencetak karyanya tersebut dalam memberikan judul. Dalam proses percetakannya terdapat beberapa kali perubahan judul, diantaranya: Faḵri-nāma ketika dicetak di Konya Istanbul, Elāhi-nāma dan terkahir barulah menjadi Ḥadiqat al-ḥaqiqa sampai sekarang.
Salah satu contoh bait puisi yang sudah di translate kedalam bahasa inggris oleh Andrew Harvey an Eryk Hanut  yang berjudul “Perfume of the Desert” dalam “Haqiqat al-haqiqa “.
Don't speak of your suffering -- He is speaking.
Don't look for Him everywhere -- He's looking for you.

An ant's foot touches a leaf, He senses it;
A pebble shifts in a streambed, He knows it.

If there's a worm hidden deep in a rock,
He'll know its body, tinier than an atom,

The sound of its praise, its secret ecstasy --
All this He knows by divine knowing.

He has given the tiniest worm its food;
He has opened to you the Way of the Holy Ones.

     
Kesimpulan
Setelah melihat penjelasan diatas maka dapat kia simpulkan bahwa Abu’l Majid Majdid Sana’i merupakan salah satu tokoh yang besar pengaruhnya dalam kesusastraan dunia dan khususnya dalam kesusastraan persia dan islam. Ini terlihat dari banyaknya salinan karyanya yang berjudul “Haqiqat al-Haqiqa” kedalam bahasa lain seperti inggris dan sebagainya.
Hampir selama 900 tahun bukunya tersebut menjadi buku klasik yang digunaan sebagai buku teks Sufi. Ini semua membuktikan bahwa betapa besar pengaruh dari Abu’l Majid Majdid Sana’i dalam kesusastraan khususnya persia dan Islam. Dengan begitu maka pantaslah  dia dinobatkan menjadi salah satu sastrawan islam yang sangat hebat.


 

Daftar Pustaka
  • "Hadiqat al-Haqiqa wa Shari'at al-Tariqa" In Encyclopædia Iranica by J.T.P. De Bruijn
  • E.G. Browne. Literary History of Persia. (Four volumes, 2,256 pages, and twenty-five years in the writing). 1998.
  • Jan Rypka, History of Iranian Literature. Reidel Publishing Company. 1968
  • Bo Utas, A Persian Sufi Poem: Vocabulary and terminology. Scandinavian Institute of Asian Studies Monograph Series, Curzon Press, 1977.

Other Source


Tidak ada komentar:

Posting Komentar