Sabtu, 16 Juni 2012

Faktor-faktor Penyebab Terkenalnya Novel The Lost Symbol Karya Dan Brown

Dan Brown yang telah sukses dengan Da Vinci Code dan Angels and Demons, melanjutkan tulisannya tentang kisah Robert Langdon dalam The Lost Symbol. Dalam novel ini Robert Langdon, menelusuri jejak misterius kaum Freemason di jantung Amerika, Washington D. C. Novel ini bisa adalah hasil tumbukan novel-novel Dan Brown sebelum-sebelumnya. Dua novel sebelumnya Angels and Demons dan Da Vinci Code bercerita tentang Robert Langdon yang berusaha menemukan jawaban di balik simbol-simbol kuno yang sangat rahasia. Dan di novel The Lost Symbol ini lah, symbol-simbol yang berkaitan dengan Negara Amerikalah yang ingin dibongkar Robert Langdon. Dalam novel ini saya akan menjelaskan faktor-faktor pendukung mahsyurnya novel Dan Brown ini.

Pemikiran Radikal Langdon
The woman laughed. “Those turtlenecks you wear are so dated. You’d look much sharper in a tie!” 
No chance, Langdon thought. Little nooses.
 Neckties had been required six days a week when Langdon attended Phillips Exeter Academy, and despite the headmaster’s romantic claims that the origin of the cravat went back to the silk fascalia worn by Roman orators to warm their vocal cords, Langdon knew that, etymologically, cravat actually derived from a ruthless band of “Croat” mercenaries who donned knotted neckerchiefs before they stormed into battle. To this day, this ancient battle garb was donned by modern office warriors hoping to intimidate their enemies in daily boardroom battles.(hal.7)

Dalam kutipan yang saya ambil di atas, saya melihat pemikiran Dan Brown dengan wawasannya menjelaskan asal-usul hal yang sudah diterima secara umum dan tidak perlu diadakan pembahasan yang mendetail. Ketika membaca bagian tersebut, saya mencari beberapa gambar Dan Brown, dan ternyata masalah dasi ini berhubungan dengan penulis tersebut, yang banyak tidak menggunakan dasi, pada setiap kesempatannya. Saya berpendapat masalah dasi ini juga mendukung karakter Langdon yang mengenakan kaus berleher panjang turtlenecks, watak yang tidak terlalu mementingkan penampilan, karena penampilan luar hanyalah topeng, dan menurut saya Langdon tidak mau menggunakan topeng yang ia ketahui asal-usulnya, kecuali jika terpaksa.

Pesan Tersembunyi Berselimut Kriminal

Jika dilihat secara menyeluruh, Robert Langdon dalam novel ini diceritakan harus menolong temannya, Peter Solomon, grand master kelompok Freemason yang diculik seorang penjahat misterius. Si penculik menginginkan Langdon menemukan Kata yang Hilang yang disembunyikan di balik piramida suci Freemason. Konon Kata yang Hilang itu bisa membuka kekuatan rahasia yang tersembunyi dalam tubuh setiap manusia. Membuatnya memiliki kekuatan yang mendekati kekuatan Tuhan.
Novel ini cocok jika dikategorikan dalam genre novel kriminal, akan tetapi teka-teki didalamnya membuat novel ini kuat dengan misteri yang harus diungkap dengan pikiran yang terbuka. Di awal cerita Langdon di undang oleh Peter Solomon, dan membawa barang yang Peter titipkan sebelumnya. Setelah tiba di Capitol, Langdon mengetahui bahwa yang mengundang bukanlah Peter, tetapi Mal’akh, yang memintanya untuk menemukan Lost Word pada pyramid Mason yang terletak di bawah kota Washington.
Kemudian Langdon bertemu Trent Anderson, kepala polisi Capitol, and Inoue Sato kepala kantor keamanan CIA. Langdon ditahan karena tidak dapan menjelaskan barang yang dibawanya-piramid manson-. (chpt 50) Sebelum ditahan  Langdon dibawa kabur oleh Warren Bellamy yang menyerang Anderson dan Sato.
Langdon dipaksa oleh Mal’akh untuk mengungkap The Lost Word yang dapat membuka kunci kekuatan Tuhan pada manusia. Namun diselamatkan oleh Sato, kemudian diketahui bahwa Mal’akh adalah anak laki-laki dari Peter, yang sudah lama dianggap meningal.
“On the contrary. One of the prerequisites for becoming a Mason is that you must believe in a higher power. The difference between Masonic spirituality and organized religion is that the Masons do not impose a specific definition or name on a higher power. Rather than definitive theological identities like God, Allah, Buddha, or Jesus, the Masons use more general terms like Supreme Being or Great Architect of the Universe. This enables Masons of different faiths to gather together.” (hal.21)

Manson atau Freemason sendiri dalam penjelasan Langdon adalah sebuah perkumpulan yang secara kasar bertolak belakang tetapi mempunyai persamaan dengan “keyakinan” dalam agama. Dalam menjelaskan tentang aliran-aliran keyakinan, agama, dan kegiatan-kegiatan tertentu yang membuat kita merasa takut, Brown menjelaskan semua dengan sudut pandang berbeda, dan melalui Langdon, Brown mengajak pembaca untuk dapat membuka pikiran akan semua ritual-ritual dalam suatu keyakinan.
“Open your minds, my friends. We all fear what we do not understand”


Misteri Sejarah
            Dalam novel ini selain syarat akan filosofi-filosofi Dan Brown, juga pengetahuan dan sejarah yang mencengangkan, membuat pembaca untuk berpikir keluar dari cerita novel sendiri. Tentang sejarah Amerika, Washington D.C. awalnya bernama “Rome”, hal itu dijelaskan ketika Langdon mengajar tentang simbol Amerika. Begitu juga dengan Capitol building, adalah replica sebuah gedung di Vatican.
America’s intended destiny has been lost to history
Pada halaman 134, ada beberapa simbol yang kita ketahui dengan sandi kotak di pramuka yang berawal dari Freemason. Ternyata para pendiri Amerika adalah orang-orang yang memiliki ketertarikan dengan simbol-simbol bangsa lain-khususnya di Eropa- dan ingin memunculkannya di Negara Amerika tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar